Sabtu, 02 Maret 2013

laporan ekonomi produksi perikanan.


I.  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan dimana wilayah lautnya lebih dominan dari daratannya. Secara goegrafis, negara Indonesia terletak antara benua Asia dan Australia yang terdiri dari 17.508 pulau-pulau besar dan kecil. Memiliki wilayah peisir terpanjang kedua setelah kanada yaitu 81.000 km. Dengan luas laut lebih kurang 5,8 juta km2  menjadikan Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam perikanan dan kelautan yang sangat besar serta beragam, khususnya perikanan budidaya dan industri bioteknologi. Keadaan yang demikian menyebabkan Indonesia banyak memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Mulai dari aspek pasar baik dalam negeri maupun Internasional. Permintaan dalam negeri akan komoditas semakin meningkat semakin bertambahnya penduduk, perekonomian semakin membaik dan semakin bertambahnya kesadaran akan gizi.
Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah daratan 45.575,48 km2, dengan panjang garis pantai sekitar 1.973,7 km2. Areal tersebut mencakup kawasan laut yakni Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone serta hamparan pulau-pulau kecil pada kepulauan Spermonde. Potensi alam ini diharapkan dapat mendukung kegiatan perekonomian untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut secara tepat diyakini dapat menyelamatkan masyarakat Sulawesi Selatan dari berbagai dampak krisis ekonomi. Sayangnya, pada beberapa daerah, ada indikasi terjadi pemanfaatan sumberdaya yang melebihi daya dukung lingkungan.
Kabupaten Bantaeng memiliki luas wilayah 395,83 km² dan populasi ±150.000 jiwa.Secara geografi Kabupaten Bantaeng terletak pada koordinat antara 5o 21’ 13” sampai 5o 35’ 26” Lintang Selatan dan 119o 51’ 42” sampai 120o 05’ 27” Bujur Timur, Batas-batas Wilayah:
·         Sebelah Utara : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba.
·         Sebelah Selatan : Laut Flores
·         Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba
·         Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto
Kabupaten Bantaeng terletak di bagian selatan Sulawesi Selatan dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 123 km dengan waktu tempuh antara 2,5 jam. Luas wilayahnya 395.83 km2. Serta mempunyai beberapa tempat apriwisata salah satu diantanya adalah Pantai Pasir Putih Korong Batu. Pariwisata iniTerletak di Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, sekitar 18 kilometer dan Kota Bantaeng. Perjalanan menuju ke sana dapat ditempuh sekitar 30 menit, melewati jalan poros Bantaeng ke arah Kabupaten Bulukumba. Pantai pasir putih ini terletak tidak jauh dari jalan raya.
Pengunjung yang melakukan perjalanan ke sana dapat menggunakan sepeda motor atau mobil. Dari jalan raya, terdapat jalan setapak yang dapat dilewati oleh kendaraan bermotor. Jalan tanah yang sudah mengalami pengerasan ini jaraknya tak lebih dan 1 km dari jalan raya. Di sini anda dapat melakukan kegiatan berjemur di pantai atau olahraga pantai. Mandi atau berendam di laut juga kegiatan yang mengasyikkan. Kalau anda ingin berlayar dengan perahu, di sepanjang pantai tersedia perahu nelayan yang dapat disewa untuk berkeliling di sepanjang pantai. (http://id.wordpres.com, 2006).

B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dilakukannya praktek lapang mata kuliah Ekonomi yaitu untuk mengetehui proses Produksi suatu Usaha serta faktor-faktor Produksi suatu Usaha.
            Kegunaan dilakukannya praktek lapang mata kuliah Ekonomi Produksi Perikanan adalah yaitu agar kita dapat melihat secara langsung kegiatan-kegiatan usah perikanan dan melihat bagaimana cara pengelolaanya sehingga kita dpat membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A.   Definisi Ekonomi Produksi
Ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya
material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan suatmber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan au distribusi ( sukirno sadono, 2005).
Menurut  Adam smith Ekonomi adalah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan Negara
Menurut Paul A.Samuelson Ekonomi adalah cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pembantu dan metode.
Produksi dalam artian yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda untuk memenuhi kebutuhan kepuasan manusia. Setiap proses untuk menghasilkan barang dan jasa dinamakan “Proses Produksi”. Produksi dalam artian lebih “operasional” adalah suatu proses dimana satu atau beberapa barang dan jasa yang di sebut “input” diubah menjadi barang dan jasa yang di sebut “output”.
Banyak jenis kegiatan yang terjadi dalam proses produksi karena ada perubahan
bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan tersebut menentukan penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Ekonomi Produksi dapat diartikan sebagai “Peraturan rumah tangga di bidang produksi oleh karena terbatasnya sumberdaya sedangkan kebutuhan produsen tidak kunjung dipuaskan”.
B.     Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa .
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
·        Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti:
(1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan,
(2) kualitas produk yang diisyaratkan,
(3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.
Ekonomi  Produksi adalah Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa
Menurut Imamul Arifin, Ekonomi produksi adalah hasil akhir dari proses kegiatan produksi atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input (faktor produksi)
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya.
C.     Faktor-faktor produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources)  (http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi, 2011).
Faktor-faktor produksi dalam perekonomian industri Perbedaan utama suatu sistem ekonomi terhadap yang lainnya terletak pada cara system itu mengelola factor-faktor produksinya, yaitu sumber daya dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.  Adapun komponennya adalah: (http://library.usu.ac.id/download/.pdf.2011)
1. Tenaga kerja, mencakup waktu yang dipergunakan oleh pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik maupun intelektualnya sesuai dengan kualifikasinya, yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja trampil, atau tenaga kerja tidak terdidik.
2.    Modal, berbentuk barang-barang tahan lama (barang modal) disebut juga modal konkret yang meliputi: berbagai mesin, peralatan kerja, bangunan dan sarananya serta (data processing) computer; dapat juga berbentuk abstrak seperti hak paten, nama baik (goodwill, dan hak merek dagang.  Sumber utama modal bisa berupa investasi pribadi yang berasal dari pengusaha individu, mitra bisnis atau investor pembeli saham yang bersangkutan.
3.   Wirausahawan, sebagai individu yang melihat peluang dan mau menanggung resiko yang timbul dari penciptaan dan pengoperasian usaha bisnisnya.
4.   Sumber daya fisik alam, meliputi sumber daya alam non-energi: bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber daya energi seperti  bahan bakar industri; serta fasilitas perkantoran dan produksi.
D.   Fungsi Produksi Cobb. Dauglas
Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu harus dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut untuk menghasilkan output.
Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebut variabel dependent (X).
Cobb-Douglas itu sendiri merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan diuji terhadap bukti statistik oleh Charles Cobb dan Paul Douglas di 1900-1928.
     Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1.    Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana  dan mudah penerapannya.
2.    Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
3.    Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4.    Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji .
         Kekurangan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1.    Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
2.    Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3.    Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan dipakai dalam variabel independent dalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Rumus fungsi produksi
Y = AL α K β
Keterangan :
1. Y = total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam   setahun)
2. L = tenaga kerja input
3. K = modal input
4. A = produktivitas faktor total α dan β adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing. Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.
Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas adalah:
Q = δ.I α
Keterangan:
      Q = Output
I = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji
δ = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkanoutput 
α = elastisitas produksi dari input yang digunakan
Berdasarkan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala .
1.     Jika kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang proporsional dalam output (εp = 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala konstan (constant returns to scale).
2.   Jika kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada kenaikan dalam input (εp > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala meningkat (increasing returns to scale).
3.    Jika kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input (εp < 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns to scale).


III.   METODOLOGI PRAKTEK
A.   Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek lapang Ekonomi Produksi Perikanan dilaksanakan pada hari jumat – minggu tanggal  09 – 11 November 2012,  yang berlokasi di Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng ,Sulawesi selatan.
B.   Sumber Data
            Data yang dikumpulkan pada praktek lapang  ini meliputi data primer dan data Sumber data yang dikumpulkan dalam praktek lapang ini adalah :
1.  Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui wawancara dan observasi.
2.   Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari instansi terkait berupa data pendukung.
C.   Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan pada praktek lapang ekonomi  sumberdaya perikanan adalah :
1.   Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan keadaan di lokasi yang terkait dengan tujuan praktek
2.   Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan dengan praktek lapang.
D.   Analisa Data
Secara matematik, fungsi Cobb Douglas dapat dituliskan seperti persamaan berikut :
Y = a X1b1 X2b2 ......Xibi  .....Xnbn  eu
Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan X dan Y, maka:
Y = f(X1,X2,....Xi....Xn)

Dimana :

Y    =  Variabel yang dijelaskan

X    =  Variabel yang menjelaskan

a,b =  Besaran yang akan diduga

u    =  Galat (disturbance term)

e    =  Logaritma natural, e = 2,718


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Keadaan Umum Lokasi
Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 5o21'23"-5o35'26" lintang selatan dan 119o51'42"-120o5'26" bujur timur.Berjarak 125 Km kearah selatan dari Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 395,83 Km2 dengan jumlah penduduk 170.057 jiwa (2006) dengan rincian Laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Terbagi atas 8 kecamatan serta 46 desa dan 21 kelurahan.Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang.Sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan.
Kabupaten Bantaeng di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia Terletak dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Secara administrasi Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 kecamatan yang terbagi atas 21 kelurahan dan 46 desa.Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut, (bantaengsulsel, 2012).
Desa Pa’ Jukukang memiliki luas daerah sebesar 11.9 km2.Desa ini terletak di kecamatan Pa’ Jukukang kabupaten Bantaeng dengan jumlah penduduk sekitar 4.016 jiwa.Di desa Pa’ Jukukang terbagi atas 8 dusun.Adapun batas-batas wilayah dari desa Pa’Jukukang adalah sebagai berikut :
-       Sebelah Timur berbatasan dengan desa Borongloe
-       Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tomboloe
-       Sebelah Barat berbatasan dengan desa Nipa-Nipa
-       Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
Pada umumnya mata pencaharian warga sebagai petani budidaya rumput laut, namun ada juga masyarakat yang memiliki perkerjaan tambahan sebagai nelayan tangkap, tukang kebun, dan petani. Pada tahun 2007 dana yang dialokasikan untuk masyarakat tersebut berdampak positif pada awalnya. Tetapi seiring berjalannya waktu pendapatan masyarakat semakin menurun. Penyebab utamanya adalah manajemen dana yang buruk (Kepala Desa).
B.    Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pa’jukukang adalah
Tabel 1. Sarana dan prasarana
Fasilitas
Jumlah
Masjid
                  5
Sekolah
6
TPI
1
Kantor desa
1
Sumber :Data sekunder, 2012
Berdasarkan tabel diatas di desa Pa`jukukang terdapat sebuah masjid, sekolah , TPI dan kantor desa.

C.   Keadaan Umum Responden
Adapun keadaan umum responden di Desa Pa’jukukang adalah
Tabel 2. Keadaan umum responden
NO.
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
1
Dg. Harun
30
Smp
Budidaya R. laut
Sumber :Data primer, 2012.
Berdasarkan tabel 3 diatas, responden pertama bernama Dg. Harun yang berusia 30 tahun. Pendidikan terakhirnya adalah lulusan SMP, mempunyai pekerjaan utama sebagai petani budidaya rumput laut.
D.    Faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
a. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
-     Tanah, tumbuhan, hewan.
-     Udara, sinar matahari, Hujan
-     Bahan tambang, dan lain sebagainya
Dalam praktek lapang terpadu di desa Pa’jukukang, kec. Pa’jukukang, Kab. Bantaeng terdapat sumberdaya  alam seperti laut, tanah, tumbuhan, dan hewan, tapi disini sumber daya alam yang paling besar yaitu laut dimana laut digunakan masyarakat sebagai tempat mata pencaharian yang paling besar contohnya masyarakat melakoni pekerjaan sebagai Budidaya rumput laut dan nelayan tangkap.
b. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang. Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal. Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman. Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c). Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.
Di Desa pa’jukukang kebanyakan terdapat tenaga kerja terdidik dan terlatih itu ditandai dengan banyaknya masyarakat bekerja sebagai petani kebun, petani rumput laut dan nelayan tangkap.
c. Sumberdaya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
Modal dapat dibedakan menurut:
1). Kegunaan dalam proses produksi.
a. Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi. Contoh :gedung, mesin-mesin pabrik.
b. Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi. Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2). Bentuk Modal                                      
a).Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
b). Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan. Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk usaha.
Dalam praktek lapang kali ini, Modal sangat dibutuhkan oleh Petani Budidaya rumput laut, tanpa modal produksi dari rumput laut akan mengalami kegagalan. Dari hasil responden yang saya dapatkan Modal yang digunakan di desa Pa’jakukang diambil dari modal sendiri.
d. Manajemen
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha. (http://oziekonomi.wordpress.com,2012).
Dari praktek lapang terpadu di desa pa’jakukang, kec. Pa’jakukang, Kab. Bantaeng, dapat di lihat bahwa Petani budidaya Rumput laut melakukan perencanaan yang baik bagi usaha mereka, dan pengontrolan yang baik sehingga usaha mereka berjalan dengan efektif dan efisien.

E.   Proses Produksi
            Pada proses produksi budidaya rumput laut dilakukan beberapa hal diantaranya ialah dilakukan pembersihan lahan untuk dijadikan tempat budidaya rumput laut, mengikat bibit rumput laut pada tali yang dihitung dalam satuan bentangan, setelah dilakukan pengikatan bibit selanjutnya di tenggelamkan di perairan lahan budidaya. Setiap hari dilakukan pengontrolan yaitu pagi dan sore hari, tujuannya adalah untuk mengamati pertumbuhan rumput laut.Setelah dilakukan pemeliharaan selama 45 hari, maka rumput laut tersebut siap untuk dipanen dan kemudian didistribusikan.
F.    Analisis Data
Tabel 3. Pengolahan data
no
nama Responden
jumlah produksi (y)
jumlah bentangan (X1)
bibit( X2)
tenaga kerja (X3)
1
Kinang
200
250
500
7.86
2
Enal
350
200
400
13.5
3
Supri
540
300
600
15.2
4
Makki
200
150
400
7.2
5
Dg.Sattu
80
100
200
5.45
6
Lukman
300
200
400
6.2
7
Syari'
100
100
250
6.5
8
Dg.Malu
350
150
300
7.75
9
Bahar
1000
450
900
22.38
10
Dg.Naba
200
150
300
14

Jumlah
3320
2050
4250
106.04

no
nama Responden
log y
log x1
logx2
logx3
1
Kinang
2.301029996
2.397940009
2.69897
0.895423
2
Enal
2.544068044
2.301029996
2.60206
1.130334
3
Supri
2.73239376
2.477121255
2.778151
1.181844
4
Makki
2.301029996
2.176091259
2.60206
0.857332
5
Dg.Sattu
1.903089987
2
2.30103
0.736397
6
Lukman
2.477121255
2.301029996
2.60206
0.792392
7
Syari'
2
2
2.39794
0.812913
8
Dg.Malu
2.544068044
2.176091259
2.477121
0.889302
9
Bahar
3
2.653212514
2.954243
1.34986
10
Dg.Naba
2.301029996
2.176091259
2.477121
1.146128

jumlah
24.10383108
22.65860755
25.89076
9.791924

REGRESSION
  /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
  /MISSING LISTWISE
  /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE
  /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
  /NOORIGIN
  /DEPENDENT produksi
  /METHOD=ENTER bentangan bibit T.Kerja.

Regression
Descriptive Statistics

Mean
Std. Deviation
N
produksi
2.4104
.32543
10
bentangan
2.2659
.20552
10
Bibit
2.5891
.19039
10
T.Kerja
.9792
.20565
10

Correlations


produksi
bentangan
Bibit
T.Kerja
Pearson Correlation
Produksi
1.000
.898
.874
.789
Bentangan
.898
1.000
.974
.754
Bibit
.874
.974
1.000
.725
T.Kerja
.789
.754
.725
1.000
Sig. (1-tailed)
Produksi
.
.000
.000
.003
Bentangan
.000
.
.000
.006
Bibit
.000
.000
.
.009
T.Kerja
.003
.006
.009
.
N
Produksi
10
10
10
10
Bentangan
10
10
10
10
Bibit
10
10
10
10
T.Kerja
10
10
10
10


Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
T.Kerja, bibit, bentangana
.
Enter
a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: produksi


Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
.914a
.836
.753
.16163
.836
10.162
3
6
.009
a. Predictors: (Constant), T.Kerja, bibit, bentangan

















ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
.796
3
.265
10.162
.009a
Residual
.157
6
.026


Total
.953
9



a. Predictors: (Constant), T.Kerja, bibit, bentangan


b. Dependent Variable: produksi






Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.531
.941

-.565
.593
bentangan
1.082
1.226
.683
.882
.412
bibit
.035
1.262
.020
.027
.979
T.Kerja
.410
.400
.259
1.026
.345
a. Dependent Variable: produksi




Y1 = a. X­­­­­­1 b1. X2 b2. X3 b3
Y1 = - 0,531 . X­­­­­­1 1,082. X2 0,035. X3 0,410
1.   Bentangan
Dari hasil analisis data diketahui bahwa b1 = 1,082 artinya bahwa jika jumlah bentangan di tambah 1 % maka hasil panen rumput laut meningkat sebesar 1,082%.
2.   Bibit
Dari hasil analisis data diketahui bahwa b2 = 0,035 artinya bahwa jika bibit di tambah 1 % maka hasil panen rumput laut meningkat  sebesar 0,035%.
3.   Tenaga Kerja
Dari hasil analisis data diketahui bahwa b3 =0,410  artinya bahwa jika tenaga kerja di tambah 1 % maka hasil tangkapan meningkat sebesar 0,410%
b. Return To Scale
           ∑ bi = b1 + b2 + b3
                   =1,082 + 0,035 + 0,410
                   = 1,527
            Dari hasil tersebut diketahui bahwa ∑ bi  1 artinya terjadi increasing return to scale, hal itu berarti bahwa setiap penambahan input sebesar 1 % maka output akan bertambah sebesar 1,527 %
c. Analisis Efisiensi Produksi
Nilai Produksi Marginal


NPM   = Pxi
 =1

 
 



Y          = 332 kg
X1        = 205 bentangan
X2        = 425 kg
X3        = 10,60
Py        = Rp.2300,-/kg
Px1      = Rp.500,-/bentangan
Px2      = Rp.500.-/kg
Px3      = Rp.700.-/ikat
1)  Bentangan
NPM   =  =1
              = 8,06
                                        8,061
     Jadi berdasarkan hasil analisis, nilai produksi marginal terhadap penggunaan x1 diperoleh hasil kurang dari 1 dan hal ini berarti bahwa penggunaan X1 (bentangan) belum efisien.
2)    Bibit
NPM   =  =1           
 =  0,13
                                0,13  1
Jadi berdasarkan hasil analisis, nilai produksi marginal terhadap penggunaan X2 diperoleh hasil kurang dari 1 dan hal ini berarti bahwa penggunaan X2(bibit) tidak efisien
3)    Tenaga Kerja
NPM   =  =1   
       
 =  42,19
                        42,19  1
adi berdasarkan hasil analisis, nilai produksi marginal terhadap penggunaan X3 diperoleh hasil kurang dari 1 dan hal ini berarti bahwa penggunaan X3(Tenaga kerja) tidak e


V. PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari hasil praktek lapang Ekonomi Produksi Perikanan yang dilaksanakan di Desa Pajjukukang, Kecamatan Pajjukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan Dapat di tarik kesimpulan :
1.    Bahwa secara umum Pekerjaan masyarakat di desa Pajjukukang adalah petani rumput laut dengan usia responden termasuk usia Produktif. Melihat dari komposisi usia ini dapat disimpulkan bahwa secara umum mereka merupakan kelompok usia kerja yang masih terbilang produktif
2.    Dalam usaha budidaya rumput Laut,hasil dari produksi rumput laut tersebut dipasarkan di pusat tempat penampungan rumput laut dan factor yang sering dialami dalam usaha Produksi rumput laut adalah dalam aspek pemasaran dan permodalan.

B.   Saran
1.    Petani Rumput Laut
Untuk petani rumput laut ada baiknya bibit yang digunakan dalam proses budidaya adalah jenis bibit yang memiliki kualitas yang baik ,agar usaha  budidaya yang dilakukan memperoleh hasil yang baik pula.
2.    Praktek lapang
Adapun saran yang dapat saya berikan dalam praktek lapang ini yaitu sebaiknya dalam penentuan Praktek Lapang dapat disesuaikan dengan tempat responden petani rumput laut agar praktikan tidak kebingungan dalam mencari rumah responden.


 

Tidak ada komentar: